Sabtu, 29 Oktober 2016

Bisnis Sejak Muda Tak Menjadi Masalah


 
Berbisnis? Satu kata ini membuat kita berpikir dengan hal uang. Dahulu kebanyakan hanya orang dewasa yang bisa memulai bisnis, lantaran mereka pasti memiliki modal yang cukup. Sebenarnya berbisnis tidak ada batasan umur, siapa saja bisa memulai nya. Mulai dari anak kecil, orang dewasa, bahkan orang yang sudah berumur bisa berbisnis dan juga termasuk Anda yang sedang membaca :)

Mungkin banyak orang mengira mulai berbisnis harus mengeluarkan uang banyak untuk modal awal, tapi semua itu tidak mengharuskan. Jika kita sudah memiliki niat untuk memulainya, dengan hanya modal tak seberapa pun bisa kita kembangkan sampai berbalik modal. Strategi bisnis sangat diperlukan guna memutar modal awal. Zaman dahulu pasar tradisional, dan media cetak menjadi target strateginya.

Memasuki era globalisasi, internet menjadi strategi jitu untuk promosikan bisnis. Sering disebut online shop.



Semakin lama perkembangan bisnis kian semakin pesat, mendatangkan persaingan pasar cukup ketat. Hari demi hari muncul pelaku bisnis mengenalkan produknya dengan kreativitas dan inovasi, sehingga persaingan pasar pun tidak bisa dihindarkan lagi. Kreatif dan inovatif menjadi kunci utama dalam berbisnis online. 

Bisnis online banyak digemari oleh anak remaja, karena dengan modal minim, jaringan internet, smartphone, dan tekad kuat untuk berbisnis sudah bisa melakukannya. Timbulnya media sosial menjadi wadah para pelaku bisnis membuka online shop, seperti Instagram, Kaskus, Facebook, Twitter, dll. Apalagi dengan membuat akun di setiap media sosial hanya bermodal email saja tak perlu serupiah pun mengocek uang.

Tips berjualan di online shop :
1.       Pelaku bisnis online bisa mengendorse artis lalu dipromosikan oleh artis melalui akun pribadi di media sosial
2.      Meningkatkan promosi  di media sosial, kemudian pada caption foto menambahkan hastag ( # ) benda yang bersangkutan
3.      Memberikan diskon untuk pembeli
4.      Mengadakan give away untuk pembeli

Beberapa pelaku  bisnis remaja memilih online shop sebagai bisnis yang menjanjikan. Karena waktu kerja yang dibutuhkan singkat dan fleksibel. Sehingga berbisnis di media sosial, tidak membutuhkan penyewaan tempat.


Share:

Senin, 19 September 2016

Menggali Potensi Menjadi Jurnalis Tv



Dahulu aku tak tahu apa-apa mengenai dunia pertelevisian, aku hanya dapat menonton di depan layar kaca. Tak tahu bagaimana proses yang ada di balik layar. Kegemaran ku saat itu menonton acara traveling Jejak Petualang. Di mana aku berharap suatu saat nanti bisa ikut serta dalam acara itu. Kemudian dibenak pikiran ku hanya mengetahui kalau bekerja di televisi sudah dipandang hebat, karena bisa terlihat oleh banyak orang.

Beranjak dewasa aku gemar menonton acara berita di salah satu tv swasta. Saat akhir pekan tiba, pasti muncul berita mengenai liburan kemudian di tengah bagian selalu ada seseorang reporter sedang live report. Tetapi aku tahu pekerjaan reporter tv tak hanya sekedar melaporkan situasi liburan saja, harus bisa membawakan kejadian kriminal, politik, ekonomi, dan lain-lain.

Aku menyadari, akan pekerjaan reporter tv dikejar oleh dateline, lebih banyak menghabiskan hari-hari ku dengan narasumber, mungkin aku jarang berada di rumah. Sebagian orang melihat menjadi reporter tv suatu pekerjaan yang mudah, yaitu hanya wawancara narasumber dan menyebarkannya.

Dibalik itu ada pengorbanan seorang reporter tv menunggu, wawancara narasumber, mencari data dan informasi yang akurat dan sebenar-benarnya. Seperti yang ada di buku Jurnalisme Dasar karangan Luwi Ishwara menyatakan kewajiban pertama jurnalisme adalah kebenaran. Bisa disimpulkan bahwa suatu proses yang dimulai dengan disiplin profesional dalam pengumpulan dan verifikasi fakta. 
  
Dari semua itu aku menemukan bahwa bakat yang terpendam di diriku selama ini, yaitu di bidang jurnalis tv. Ditambah aku memilih kuliah program studi Jurnalistik. Aku yakin aku bisa terus menggali potensi dan menambah wawasan yang luas dalam bakat ku. Walaupun rasa kepercayaan ku kurang di hadapan banyak orang. Tetapi aku terus mempelajari bagaimana cara untuk mewawancarai narasumber dengan rasa percaya diri. Saat kuliah ini aku banyak diajarkan praktik liputan oleh Bapak/Ibu Dosen. Hal tersebut sangat membantu untuk bekal diriku kelak menjadi jurnalis tv.
Share: